Semarangpos.com, SEMARANG – Kondisi fasilitas umum tempat air siap minum (drinking water) dan wastafel yang disediakan Pemerintah Kota Semarang di taman Menteri Supeno-dikenal dengan taman KB, mangkrak disayangkan para netizen Group Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
“Jalan-jalan di taman Menteri Supeno melihat fasilitas bagus, tapi sayang, kondisi tidak berfungsi. Sayang dana yang ke luar untuk pengadaannya, jadi sia sia. Perawatannya tidak bisa, kenapa bisa begini? Salah tempat? Salah pengguna?” tulis akun Facebook Sugiharta.
Tulisan yang diposting Sugiharta di Group Facebook MIK Semar, pada Minggu (3/4/2016), disertai dengan foto tempat air siap minum yang tidak ada galon berisi air atau krannya dan wastafel yang kotor.
Postingan tulisan dan foto dari Sugiharta itu langsung mendapatkan komentar beragam dari para netizen Group Facebook MIK Semar.
”Eman, atau mungkin belum siap menerima. Berasa di Singapura di taman ada kran air minumnya,” tulis pengguna akun Facebook Hafid Setiawan.
“Di negeri tercinta kita ini kan memang bisa membuat atau membangun tapi tidak bisa bisa merawat,” timpal pengguna akun Facebook Andhikan Semarang.
Bahkan beberapa netizen menyalahkan kinerja Pemkot Semarang. ”Pengadaan itu biasanya buat proyek, setelah itu anggaran perawatan entah buat apa,” tulis pengguna akun Facebook Eko Saa.
”Proyek Pemkot [pemerintah kota] atas nama fasilitas umum, kalau terbengkalai patut ditanyakan dananya benar-benar dialokasikan atau masuk kantong pribadi,” tulis pengguna akun Facebook Slamet Widodo.
Namun tidak semua Netizen menyalahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. ”Realitas di atas menunjukkan kualitas masyarakat KotaSemarang memang harus ditingkatkan. Butuh ajakan, gerakan, dan sosialisasi untuk mencintai serta menjaga fasilitas umum. Kelemahan besar kita, sanggup membangun tapi perawatannya nol besar. Setuju dengan ibu Bun Ta, mungkin harus ada denda untuk yang merusak fasilitas umum agar memberi efek jera bagi pelanggarnya. Semoga ke depan Semarang bisa benar-benar setara dengan Surabaya, Bandung, dan Solo lah,” tulis pengguna akun Facebook Fajar Wati.