Ganjar mengatakan invasi Rusia ke Ukraina ternyata berdampak pada relasi bangsa dan negara. Hal ini menyusul respons negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat, terutama yang tergabung dalam NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Ketika blok China mulai ikut serta kubunya Rusia, saya melihat kita mesti siap-siap terkait harga migas. Ternyata benar, tidak lama setelah itu Pertamina menaikan harga elpiji nonsubsidi," ujar Ganjar saat pelantikan pengurus BPD Hipmi Jateng secara daring, Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Harga Naik, Elpiji Nonsubsidi 12 Kg dan 5,5 Kg di Sragen Tak Laku
Kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu, lanjut Ganjar, menimbulkan kekhawatiran terkait distribusi elpiji subsidi atau gas melon 3 kg. Ia meminta kepada instansi terkait untuk hati-hati tentang potensi migrasi atau konversi konsumen elpiji nonsubsidi ke elpiji subsidi.
"Langsung saya kontak Dinas ESDM (Provinsi Jawa Tengah), saya minta untuk komunikasi dengan Pertamina. Hati-hati konversi ke dalam gas 3 kg akan terjadi. Mereka yang kesulitan mencari gas nonsubsidi akan mencari ke gas 3 kg karena membelinya begitu mudah. Tidak ada restriksi yang ketat," ujar Ganjar.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng, Sujarwanto, mengatakan Gubernur Ganjar telah menginstruksikan untuk berkoordinasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Ada dua poin penting dari instruksi tersebut, pertama, memastikan pasokan tetap terjaga. Kedua, memantau potensi terjadi migrasi dari elpiji nonsubsidi ke elpiji 3 kg.
"Indikasi terjadi [migrasi] bisa dibaca kalau permintaan elpiji 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiswana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas," katanya.
Baca juga: Cerita Bupati Yuni Dapat WA dari Gubernur Jateng: Kok Masih Ada Ya?
Sujarwanto menjelaskan, hingga hari kelima pasca-kenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, belum ada indikasi migrasi konsumen elpiji nonsubsidi ke elpiji subsidi. Permintaan masyarakat masih wajar dan stok juga masih aman, baik elpiji nonsubsidi maupun elpiji subsidi.