Esposin, CILACAP -- Sebanyak 40 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Majingklak, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, mengalami keracunan secara berjemaah atau massal. Keracunan massal yang menimpa puluhan anggota KPPS itu diduga berasal dari makanan yang dikonsumsi saat mengikuti acara bimbingan teknis, Sabtu (27/1/2024).
Anggota KPU Cilacap, M. Mughni, membenarkan adanya peristiwa keracunan yang menimpa puluhan anggota KPPS itu. Puluhan anggota KPPS itu sebelumnya mengikuti bimtek di Balai Desa Majingklak.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
"Bimtek itu dibagi dua sesi, yakni hari Jumat dan hari Sabtu. Pada hari Sabtu peserta mencapai 56 orang," tutur Mughni, Selasa (30/1/2024).
Sehari setelah bimtek atau Minggu (28/1/2024) pagi, sejumlah anggota KPPS mengeluh perutnya sakit. Mereka pun diduga mengalami keracunan. "Kalau yang [peserta bimtek] hari Jumat aman," ujarnya.
Ia menyebut, saat kegiatan bimtek tersebut anggota KPPS diberikan konsumsi berupa makanan ringan atau snack dan makanan berat. Snack tersebut berisi kue lapis, agar-agar, lemper dan tahu. Sedangkan nasi boksnya berisi ayam, lalapan dan sambal.
“Penyedia kateringnya sama dengan yang hari Jumat. Jenisnya snacknya sama, nasi boksnya sama tapi Jumat tidak ada apa-apa, tidak ada masalah,” ungkapnya.
Kemudian, usai diduga memakan makanan tersebut 40 orang anggota KPPS di Cilacap itu mengalami diare, muntah dan sakit perut. Bahkan beberapa anggota KPPS harus dilarikan ke fasilitas kesehatan karena kondisinya.
“Ada 15 yang dirawat. Ke-15 orang itu masuk [rumah sakit] secara berurutan semalam. Pertama 3 orang, terus 5 orang, dan kemudian 6 orang, hingga seterusnya. Sampai hari ini sudah ada 15 orang yang dirawat baik di puskesmas maupun klinik," terangnya.
Mughni mengaku sudah mendatangi anggota KPPS yang masih menjalani perawatan. Kondisi mereka pun sudah berangsur membaik. “Tadi saya langsung ke lokasi tempat dirawat sudah membaik keluhan sudah tidak sakit perut tidak lagi diare gitu. Teman-teman tinggal pemulihan,” jelasnya.
Dengan adanya peristiwa ini pihaknya akan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan. Ia berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi.
“Ini kan kalau kalau bisa dibilang kejadian luar biasa, di luar mitigasi karena standar kegiatan kami sama dari 284 desa kelurahan. Antisipasi kami harus lebih berhati-hati kedepan," ujarnya.