Esposin, JEPARA – Banjir yang menerjang Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), menyebabkan objek wisata Pantai Telukawur di Kecamatan Tahunan rusak.
Setidaknya, dibutuhkan sekitar 552 meter kubik tanah uruk untuk perbaikan objek wisata milik Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) tersebut.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Informasi yang dihimpun Solopos.com, objek wisata Pantai Telukawur rusak parah karena diterjang banjir pada Minggu (17/3/2024). Akibatnya, gerbang utama objek wisata hancur tergerus banjir.
Tak hanya itu, booth foto utama bertuliskan lokasi Pantai Telukawur juga porak-poranda akibat diterjang banjir dari darat. Bahkan, hantaman ombak dari laut juga merobohkan gazebo dan warung.
Camat Tahunan, Nuril Abdillah, mengatakan Bumdes saat ini sedang mendata kerugian akibat bencana tersebut. Ia menilai, butuh 552 meter kubik tanah uruk untuk perbaikan.
“Iya [Pantai Telukawur rusak]. Ada sekitar 50 warung yang terdampak. Sesuai hasil telekonferensi, tim KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dalam waktu dekat akan ke Telukawur,” kata Nuril kepada Esposin, Senin (18/3/2024).
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, mengatakan kerusakan objek wisata Pantai Telukawur telah dikoordinasikan lintas tingkat pemerintah.
Meski berstatus sebagai objek wisata milik desa, penanganan kerusakan ini akan dilakukan bersama-sama.
“Karena dengan hancurnya objek wisata ini, otomatis akan mengganggu perekonomian masyarakat. Sementara objek wisata desa seperti ini juga menunjang sektor wisata kabupaten,” kata Edy.
Edy pun mengaku sudah melaporlan peristiwa ini ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk ditindaklanjuti.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) juga akan memberi bantuan.
“Disparbud akan memberi guidance dan bantuan-bantuan sesuai kemampuan pemerintah daerah,” akunya.
Edy menambahkan, bencana banjir atau alam ini datang lantaran ulah manusia. Oleh sebab itu, mitigasi bersama-sama perlu untuk dilakukan.
“Alam perlu kita lestarikan bersama-sama, baik di hulu maupun di hilir,” tutupnya.