Bahasa Isyarat perlu masuk ke dalam berbagai ranah
Harianjogja.com, SLEMAN -- Pengembangan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas diusulkan menjadi bagian dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kekurangan ini dinilai menyulitkan penyandang dsabilitas salah satunya dalam menjalankan agama dan menikmati hiburan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Masukan ini dimunculkan oleh Setyo, salah satu perwakilan kelompok disabilitas dalam Diskusi Publik Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang digelar di Ngaglik, Jumat (8/9/2017). Menurutnya, masih ada sejumlah halangan yang dirasakan para penyandang disabilitas terkait dengan penggunaan bahasa. Sebagai contoh, ia menyebutkan jika dalam pelaksanaan ibadah penyandang disabilitas masih kesulitan.
“Kalau yang Jumatan, tidak bisa mendengar khotbahnya, tidak diakomodir, dekat dengan Tuhannya saja masih sulit,” ujarnya di hadapam lima pembicara yang hadir.
Hal serupa juga dikatakan dirasakan oleh penyandang disabilitas yang memeluk agama berbeda. Selain itu dari segi teks juga Setyo menyebutkan masih ada sejumlah kitab suci yang tak tersedia dalam huruf braile. Ia mengatakan masih ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian pemerintah soal pemenuhan hak disabilitas bukan hanya sekadar fisik bangunan.