Esposin, SEMARANG -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Yunita Dyah Suminar, menyatakan keprihatinannya atas musibah kebakaran yang melanda Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo, Jumat (5/8/2022) dini hari. Terlebih, setelah ada kabar jika pasien yang meninggal dalam peristiwa itu dalam kondisi terikat karena mengalami gangguan jiwa berat.
Menanggapi kabar itu, Dyah mengaku belum bisa memberikan keterangan. Ia masih mencoba memastikan kondisi pasien yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
"Kami masih mendalami [kabar dua pasien meninggal dengan posisi diikat]," ujar Dyah kepada Esposin, Jumat (5/8/2022) sore.
Dyah mengaku saat ini pihaknya masih fokus dalam penanganan korban. Ia belum mau menjelaskan tentang evaluasi terkait penanganann pasien di RSJD Solo yang menjadi kewenangan Dinkes Jateng.
"Prinsipnya saat ini penanganan korban dulu. Setelah itu, perlu lakukan evaluasi," jelasnya.
Baca juga: Diawali Ledakan, Polisi Ungkap Detik-Detik Kebakaran Bangsal RSJD Solo
Yunita berharap, insiden tersebut dapat segera teratasi agar bisa terkendali sehingga tidak terjadi peristiwa serupa.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang terjadi di RSJD Solo itu menyebabkan dua pasien meninggal dunia. Pasien itu meninggal dunia lantaran terjebak di ruang isolasi psikiatri Puntadewa saat kebakaran terjadi.
Pasien yang meninggal itu berinisial YA, 30, titipan dari Dinas Sosial (Dinsos) Karanganyar dan YR, 33, dari Kabupaten Blora.
Baca juga: Unggahan Damkar Surakarta soal Kebakaran RSJD Solo Hilang, Kenapa?
Kepala Bagian Umum RSJD Solo, Joko Mulyono, mengatakan ada tujuh pasien yang menjalani restrain atau pengikatan di tempat tidur karena gangguan kejiwaan berat. Mereka gaduh dan gelisah. Sedangkan dua korban yang meninggal dunia dalam kebakaran RSJD Solo itu berada di ruang isolasi khusus.