Esposin, UNGARAN – Proyek Bendungan Jragung yang dibangun pemerintah sejak 2020 saat ini sudah mulai tampak perkembangannya.
Saat ini proyek tersebut sudah terlihat bentuknya, di mana pada sisi kanan kiri sudah terbangun tembok pembatas bendungan.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Di balik pembangunan bendungan dengan luas sekitar 503,1 hektar itu, ada satu dusun yang terpaksa harus tenggelamkan karena berada di tengah-tengah bendungan. Dusun tersebut bernama Kedungglatik, yang masuk dalam Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Selah seorang warga, Joko, 42, mengaku tidak keberatan jika tanah kelahirannya harus ditenggelamkan. Sebab proyek tersebut bakal berguna untuk masyarakat secara luas.
“Sosialisasi sudah sejak dari dulu, jadi tak keberatan. Cuma kenangan mungkin yang akan hilang di tempat kelahiran,” katanya, Selasa (2/7/2024).
Setelah nantinya bendungan selesai dibangun dan bisa digunakan untuk destinasi wisata, Joko berharap bisa berjualan di sekitarnya.
Sehingga perekonomian masyarakat Dusun Kedungglatik bisa terangkat dengan adanya Bendungan Jragung.
Kenangan Hilang Ditenggelamkan Bendungan
Hal senada juga diungkapkan, Karsini, 65. Meskipun bakal mendapatkan tempat tinggal baru, satu hal yang akan hilang adalah kenangan bersama keluarga saat berada di Dusun Kedungglatik.
“Sejak saya lahir tinggal di sini. Jadi ya banyak kenangan. Tapi enggak papa juga untuk kepentingan orang banyak. Kita juga bakal diberikan rumah juga,” terangnya.
Selain mendapatkan rumah, di tempat yang baru yang direncanakan tetap berada di sekitar bendungan juga akan ada fasilitas umum seperti masjid, tempat bermain anak-anak, dan juga ada pemakaman.
“Rencananya tiga bulan lagi sudah harus pindah. Tapi kalau pindah nanti, kompleks permakaman akan dipindahkan dulu. Sekarang sedang disiapkan pemerintah (lahan dan bangunannya),” jelas Karsini.
Dikatakan, tanah warga yang berada di Kedungglatik sebagian ada yang milik pribadi dan ada juga yang milik perhutani.
Tanah milik pribadi akan mendapatkan ganti (dibeli pemerintah) sedangkan untuk tanah Perhutani warga tetap mendapatkan ganti rugi dari bangunan rumahnya.
Sebagai informasi, Bendungan Jragung diproyeksikan akan memiliki kapasitas tampung sebesar 90 juta meter kubik dan kuasa genangan 503,1 hektare.
Bendungan ini akan menyuplai air dari daerah irigasi pertanian seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang.
Selain itu, Bendungan Jragung juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku dengan kapasitas satu meter kubik per detik untuk menyuplai wilayah Kabupaten Semarang, Demak, dan Grobogan.
Selain itu juga bermanfaat untuk mereduksi banjir sebesar 45 persen, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 1.400 kilowatt, dan destinasi wisata air.