Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Ma'muri, mengatakan gempa susulan paling kecil tercatat Magnitudo 2,9 dan terbesar Magnitudo 5,3 pada pukul 17.22 WIB.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Sampai sekarang tercatat ada 40 susulan gempa. Magnitudo paling kecil tercatat 2,9 dan paling besar 5,3. Untuk Magnitudo 5,3 itu dirasakan di Kuta, Denpasar, Jember dengan skala intensitas II MMI," katanya.
Ia menjelaskan, adanya gempa susulan tersebut merupakan hal yang normal dan wajar setelah terjadinya gempa dengan kekuatan yang besar. Hingga saat ini, BMKG Karangkates masih terus melakukan pemantauan aktivitas gempa susulan tersebut.
Menurutnya, gempa susulan tersebut merupakan proses batuan atau patahan untuk menuju titik stabil baru. Setelah terjadi gempa besar, gempa-gempa susulan memang akan terjadi untuk mencapai titik stabil pergerakan lempeng.
Baca juga: Hingga Malam Ini Kabupaten Jember 11 Kali Digoyang Gempa
"Gempa bumi seperti kita mematahkan bambu. Jadi, bambu itu tidak akan langsung patah secara langsung. Ada patahan besar, kemudian diikuti susulan-susulan kecil. Jadi sebenarnya cukup wajar ketika terjadi gempa besar, kemudian ada susulan kecil," ujarnya.
Ia menambahkan, masyarakat diminta untuk tetap tenang namun tetap waspada, mengingat wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Terjadinya gempa bumi hingga saat ini juga masih belum bisa diprediksi kapan terjadi.
"Karena kita tinggal di daerah rawan gempa bumi dan kita tidak tahu kapan terjadinya, maka yang paling bisa kita lakukan adalah kesiapan diri, terutama jika ada gempa terasa apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Baca juga: Jember Kembali Digoyang Gempa Magnitudo 5,3 Selasa Petang
Menurutnya, pada saat terjadi gempa bumi besar, untuk masyarakat yang berada di dalam rumah diminta untuk segera keluar jika kondisinya memungkinkan dan mencari tempat yang lapang.
Namun, lanjutnya, bagi masyarakat yang saat terjadi gempa besar tidak bisa keluar rumah untuk mencari tempat yang lapang, diminta segera mencari perlindungan pada tempat-tempat yang kokoh, seperti di bawah meja yang kuat atau perlindungan lain yang aman.
"Karena sekali lagi, gempa bumi sebenarnya tidak menimbulkan korban. Namun, korban timbul akibat reruntuhan bangunan. Yang bisa menyelamatkan kita ketika terjadi gempa bumi besar adalah diri kita sendiri dengan menyiapkan mitigasinya," kata Ma'muri.