Cuaca ekstrem diperkirakan kembali terjadi
Harianjogja.com, JOGJA -- Penetapan status Darurat Kekeringan di Kulonprogo dan Gunungkidul membuat pemerintah DIY turut kelimpungan. Melalui sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (ABPN), Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengajukan tambahan sebesar Rp75 juta atau setara 500 tanki air bersih.
Baca Juga : CUACA EKSTREM : Waspada Angin Kencang, Gelombang Tinggi hingga Hujan Intensitas Tinggi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno tak menampik titik terdampak kekeringan di DIY tahun ini memang meluas. Sebut saja misalnya di Kulonprogo yang tahun sebelumnya hanya empat kecamatan, kini meluas jadi 9 kecamatan. Sedangkan di Gunungkidul, diakuinya ada 8 dari 11 kecamatan terdampak kekeringan yang memerlukan perhatian khusus.
“Hal yang sama juga terjadi di Sleman dan Bantul,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono mengatakan peralihan musim kali ini diperkirakan terjadi pada minggu ketiga September hingga Minggu kedua awal Oktober 2017 mendatang.
Ia membenarkan, ciri-ciri musim pancaroba menurut Joko dimulai dengan turunnya hujan intensitas kecil hingga sedang setiap hari. Hujan ini turun sekitar siang hingga malam hari.
“Sebelum hujan turun akan ada awan cumulonimbus yang membawa hujan,” katanya.
Diperkirakannya pula, perubahan cuaca akan berawal dari DIY bagian utara yakni Kabupaten Sleman yang dekat dengan lereng Merapi. Kemudian akan bergeser ke bawah dan arah selatan yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.