Harianjogja.com, JOGJA—Keberadaan uang koin di masyarakat kebanyakan hanya berakhir di celengan dan jarang dibelanjakan. Uang koin juga merupakan alat transaksi yang bisa dibelanjakan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan, BI selalu mengeluarkan uang koin. Namun, dalam perputaran uang di masyarakat, jarang sekali uang koin yang kembali ke BI.
“Kebanyakan uang koin yang beredar di masyarakat muaranya di bawah bantal [disimpan untuk celengan],” ujar dia kepada wartawan di Alun-Alun Utara, Jogja, Minggu (21/8/2016).
Ada keengganan masyarakat untuk membelanjakan uang koin karena beberapa hal. Alasan pertama karena jika membawa uang koin dalam jumlah besar akan repot dan berat. “Uang koin itu kan bermanfaat untuk uang kembalian. Kita kan enggak mau kalau kembalian kita diganti dengan permen. Itu karena peredaran uang koin di masyarakat kecil,” ungkap dia.
Oleh karena itu, BI mengajak masyarakat untuk mengajak masyarakat menggunakan koin dalam gerakan peduli koin nasional. Koin-koin yang selama ini berada di bawah bantal sebaiknya digunakan pula untuk bertransaksi.
“Kami ingin melatih masyarakat untuk memanfaatkaan juga uang koin. Penyaluran uang koin di masyarakat enggak terlalu besar,” kata dia.
Setiap tahun, BI selalu mencetak uang koin untuk digunakan masyarakat sebagai alat transaksi. Namun, dari jumlah yang beredar, hanya sedikit yang kembali ke BI. Misalnya saja pada saat penukaran uang kecil saat Lebaran. “Uang koin yang keluar hanya Rp600 juta dari total uang kecil Rp534an miliar,” kata Deputi Kepala KPw BI DIY Hilman Tisnawan.