Mencegah kenakalan remaja bisa dilakukan dengan mengajak mereka aktif di karang taruna
Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Karang Taruna DIY, Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono mengajak organisasi Karang Taruna sampai tingkat desa proaktif merangkul pelajar dalam berbagai kegiatan yang positif untuk mencegah kegiatan negatif seperti aksi kekerasan jalanan atau Klithih yang akhir-akhir ini marak.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
"Aktifnya para pelajar dalam kegiatan Karang Taruna diharapkan dapat mengalihkan potensi negatif," kata Condrokirono seusai Pembukaan Kemah Kebangsaan di Stadion Mandala Krida, Jumat (16/12/2016).
Aksi Klithih yang terjadi pada Senin (12/12/2016) lalu di Bantul menewaskan seorang siswa SMA Muhammadiyah Satu, Adnan Wirawan Aditya. Para pelaku yang sudah ditangkap semuanya adalah pelajar. Aksi Klithih juga terjadi di Kulonprogo.
Condrokirono prihatin dengan maraknya aksi tawuran dan kekerasan antar pelajar di Kota Jogja. Menurutnya, banyak penyebab yang membuat pelajar saat ini mudah saling mencederai satu sama lain, di antaranya kemungkinan pesatnya perkembangan zaman tidak dibarengi dengan kesiapan mental.
Salah satunya perkembangan teknologi, dimana anak-anak begitu mudah mengakses konten-konten kekerasan dari dunia maya. "Yang bisa memicu fikiran untuk berbuat negatif," katanya. Atau bisa juga karena stres di lingkungan keluarga, pergaulan, dan di sekolah.
Sekretaris Karang Taruna DIY, Didik Joko Nugroho mengakui selama ini Karang Taruna kurang merangkul para pelajar. Organisasi kepemudaan ini biasanya hanya menunggu keaktifan pelajar untuk mengikuti kegiatan Karang Taruna. Kedepan ia berharap Karang Taruna yang proaktif mendatangi dan mengajak pelajar-pelajar untuk terlibat dalam kegiatan Karang Taruna.
Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X juga prihatin kenakalan remaja sudah sampai pada tindakan kriminalitas. Pada momen peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) kemarin, Paku Alam mengajak masyarakat untuk kembali menumbuhkan budaya kesetiakawanan, rasa saling menghargai, dan menjaga toleransi di Kota Jogja.