Esposin, NGAWI -- Pemerintah merevitalisasi total Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem yang ada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Benteng bersejarah ini rencananya dibuka untuk umum dalam waktu dekat.
Dilansir dari ngawikab.go.id, benteng peninggalan Belanda ini dibangun pada masa Perang Diponegoro 1825-1830. Benteng yang berada di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, ini memiliki bangunan seluas 165 meter X 80 meter.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Dalam catatan sejarah, pada 1825, Ngawi diduduki pasukan Belanda untuk menguasai jalur perdagangan dan mempertahankan kedudukan serta fungsi strategis Ngawi. Untuk mengamankan kawasan, Belanda kemudian membangun Benteng Van Den Bosch.
Benteng yang rampung dibangun pada 1845 itu dihuni sekitar 250 tentara Belanda dengan persenjataan senapan, meriam api, serta 60 orang kavaleri yang dipimpin Johannes Van de Bosch.
Dalam perkembangannya, benteng ini sempat terbengkalai dan bangunan mengalami kerusakan di berbagai sisi. Selanjutnya, pemerintah melakukan revitalisasi total benteng tersebut setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi bangunan bersejarah itu pada 2019.
Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Sukadiono Jadi Ketua PW Muhammadiyah Jatim 2022-2027
Pembangunan Benteng Pendem Ngawi ini mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020 dengan anggaran Rp113,7 miliar. Anggaran negara itu digunakan untuk memperbaiki sebanyak 13 bangunan di dalam kompleks benteng dan penataan kawasan inti benteng.
Bupati Ngawi, Ony Anwar, menyampaikan ada beberapa fakta menarik yang terungkap saat proses revitalisasi Benteng Pendem itu.
Dia menyebut fakta pertama yakni lubang pintu dan jendela yang ada di Benteng Pendem Ngawi jumlahnya lebih banyak dibandingkan pintu di bangunan bersejarah Lawang Sewu, Kota Semarang.
“Benteng Pendem memiliki 510 buah lubang pintu dan jendela, yang mana melebihi Lawang Sewu 429 buah lubang pintu dan jendela,” kata Ony.
Baca Juga: Kronologi Kereta Sancaka Tabrak Mobil di Geneng Ngawi, 3 Orang Meninggal
Dia menuturkan saat ini revitalisasi sudah mencapai 100%. Bupati berharap Benteng Pendem ini bisa segera diresmikan sekaligus dibuka sebagai destinasi wisata edukasi, sejarah, dan landmark kawasan heritage di Ngawi.
“Mudah-mudahan dapat menjadi salah satu ikon cagar budaya di Ngawi dalam rangka mengedukasi sejarah kepada masyarakat, terutama terkait perlawanan pejuang bangsa Indonesia dalam mengalahkan penjaja,” jelasnya.
Ony juga menyampaikan ternyata 70% struktur bangunan asli memiliki pondasi benteng dengan kedalaman 5 meter. Konstruksi ini menjadikan benteng tersebut berdiri kokoh sejak 1845.
Selanjutnya, ternyata luas lahan kawasan Benteng Pendem ini mencapai 21,18hektare atau setara dengan seperempat luas lahan Monas di Jakarta.