Esposin, UNGARAN -- SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sukses menciptakan mobil listrik. Mobil listrik buatan siswa dan guru SMKN 1 Tengaran ini diberi nama X-SATA EV.
Kepala SMK Negeri 1 Tengaran, Farida Fahmalatif, mengaku ide awal pembuatan mobil listrik ini berasal dari tantangan yang diberikan kepada siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Apalagi dalam himne sekolah ada salah satu lirik yang menyebutkan bahwa siswa SMKN 1 Semarang haruslah menjadi pionir atau pencipta mobil.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
"Kebetulan di mars [himne] lagu kami [SMKN 1 Tengaran] ada lirik yang menyatakan bahwa kami adalah pencipta mobil teknologi ganda. Nah, saya bilang ini liriknya yang mau diganti atau berusaha mewujudkan [mimpi] itu," terang Farida kepada Esposin, Senin (23/10/2023).
Berawal dari itu, pihak sekolah pun akhirnya berupaya mewujudkan mimpinya. Bekerja sama dengan Estima Industry di Solo, SMKN 1 Tengaran pun mengirim siswa dan guru untuk belajar perakitan dan pembuatan mobil listrik.
“Kemudian [mobil listrik] dikerjakan di sini. Mulai dari awal hingga akhir, yang melibatkan peserta didik,” ungkap dia.
Prototipe
Dikatakan , meskipun sudah jadi dan bisa dikendarai, kata Farida, saat ini mobil listrik buatan SMKN 1 Tengaran Semarang baru sebatas prototipe. Mobil yang diberi nama X-SATA EV ini masih membutuhkan banyak pengembangan.“Anak-anak inilah nanti yang akan menerima fresh ilmunya, itu baik dari industri dan dari bapak-ibu guru. Jadi yang jelas, tujuan utamanya adalah untuk peningkatan kualitas pembelajaran, dan pada ending-nya adalah kualitas peserta didik itu sendiri,” terang Farida.
Sementara itu, guru teknik otomotif SMKN 1 Tengaran, Aris Abadi, membeberkan proses pembuatan mobil listrik tersebut. Ia menyebut ada tiga tim yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik ini, yakni tim sasis, elektrikal, dan finisihing.
Diakuinya kesulitan dalam pembuatan mobil listrik ini adalah perubahan pengajaran dari mobil berbahan bakar BBM ke mobil listrik. Selain itu juga pada pembuatan kerangka mobil yang baru.
“Tantangannya adalah bagaimana mobil ini benar-benar layak dipakai di jalan umum. Mobil ini juga benar-benar menggunakan kerangka baru, bukan kerangka dari mobil lama,” kata Aris.
Proses pembuatan mobil listrik ini berlangsung selama tiga pekan dengan melibatkan sejumlah guru dan enam siswa. Mobil yang diberi nama X-SATA EV ini bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam dengan jarak tempuh mencapai 60 km.
“Tanjakan kita juga pernah mencoba dan turunan juga pernah mencoba. Ternyata tidak masalah, karena daya listrik mencapai 15.000 kilowatt," ungkap Aris.