regional
Langganan

Cabai Langka, Harga Melonjak - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Switzy Sabandar Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 13 November 2014 - 11:20 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja)

Harianregional.com, KULONPROGO—Harga cabai di pasaran seakan mencekik leher. Di Pasar Wates Kulonprogo, satu kilogram cabai merah keriting melonjak hingga Rp50.000 per kilogram.

Selain kelangkaan komoditas cabai di tingkat petani, wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi pemicu lonjakan harga.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Harianregional.com Rabu (12/11/2014), satu kilogram cabai merah keriting dijual seharga Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilogram, padahal satu bulan lalu komoditas yang sama hanya dijual Rp6.000 per kilogram.

Untuk cabai rawit setan mengalami peningkatan harga hingga empat kali lipat, dari Rp9.000 menjadi Rp36.000 per kilogram, cabai rawit hijau dijual seharga Rp32.000 dari Rp12.000 per kilogram, dan harga cabai hijau keriting menjadi Rp24.000 dari Rp12.000 per kilogram.

Wasirah, 61, pedagang, mengeluhkan kenaikan harga cabai di pasaran yang berdampak pada pendapatannya. “Biasanya lima kilogram cabai laku terjual dalam sehari, tetapi sekarang sudah dua hari belum juga habis,” ujarnya, Rabu (12/11/2014).

Advertisement

Dikatakannya, pembeli memilih untuk mengurangi konsumsi cabai karena harga mahal dan mengalihkan uangnya untuk membeli kebutuhan lain yang lebih mendesak.

Menurutnya, kenaikan harga cabai merah keriting sudah berlangsung kurang lebih satu bulan dan bertahap, dimulai dari Rp30.000, Rp35.000, Rp40.000, hingga Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilogram.

Selain kelangkaan komoditas di petani, Wasirah menilai wacana kenaikan BBM menjadi penyebab harga-harga melonjak.

Advertisement

Ia mengatakan, harga angkutan umum yang disewa untuk berbelanja bahan sudah naik, sekalipun harga BBM belum mengalami peningkatan. Mau tidak mau, tuturnya, pedagang harus ikut menaikkan harga jual supaya tidak rugi.

“Saya biasa carter colt untuk kulakan Rp250.000, tetapi sekarang sudah Rp330.000,” tambah Wasirah.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif