by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Minggu, 4 September 2016 - 09:20 WIB
Harianregional.com, JOGJA-Suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang turun di level single digit cukup memberatkan pelaku industri Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Nasabah yang selama ini dirasa sudah loyal, banyak yang akhirnya lari ke bank pelat merah yang menawarkan suku bunga KUR 9%.
“Kita harus cari [nasabah] lagi karena nasabah kita yang lancar pada pindah ke KUR,” kata Direktur Utama BPRS Dana Hidayatullah, Tengku Eli Murni pada Harianregional.com di kantornya, Jumat (2/9/2016).
Masyarakat yang dulu pernah menjadi nasabah pun kembali dirangkul. Mereka diberi tawaran berbagai layanan perbankan, mulai dari tabungan hingga pembiayaan.
Eli mengatakan, migrasi para nasabah BPRS ke bank umum milik pemerintah membuat pertumbuhan BPRS Dana Hidayatullah melemah. Meski tak menyebut besaran penurunan pertumbuhannya, tetapi secara umum adanya kebijakan yang memihak bank pelat merah semakin membuat kalangan BPR/BPRS berat. Belum lagi persaingan pelayanan yang terjadi antar BPRS sendiri.
BPRS diberi kesempatan menyalurkan KUR jika bank yang ditunjuk pemerintah menyalurkan KUR melakukan linkage dengan BPR/BPRS. Sayangnya, hingga saat ini belum ada satu pun bank umum yang menawarkan linkage dengan BPRS yang ia pimpin.
"Tapi kalau ada pun belum tentu kami terima. Dilihat dulu persyaratannya bagaimana," kata dia.
Vice President Bank Mandiri Area Jogja, Atta Alva Wanggai yang ditemui Harianregional.com belum lama ini di Hotel Alana juga menyampaikan, Bank Mandiri belum melakukan linkage dengan pihak lain untuk penyaluran KUR ini. “Masih kita tangani sendiri,” terangnya.
Ia mengatakan, penyaluran KUR di Bank Mandiri hingga Juni 2016 sudah mencapai Rp214,8 miliar yang didominasi di sektor perdagangan. Menurutnya penyaluran tidak mengalami kendala sejauh pihak bank melakukan penyaluran secara selektif. Untuk saat ini, Bank Mandiri akan menitikberatkan penyaluran pada kelas usaha mikro.