Harianjogja.com, SLEMAN- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Sleman Kulonprogo mencatat mismatch alias ketidaksesuaian antara pendapatan iuran BPJS dengan klaim biaya pelayanan kesehatan dari Januari hingga September 2017 mencapai Rp543,7 miliar.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kepala BPJS Cabang Sleman Kulonprogo Janoe Tegoeh Prasetijo mengatakan, mismatch tersebut terlihat dari rasio klaim yang selama ini dibayarkan BPJS Kesehatan ke fasilitas kesehatan di wilayah Sleman dengan iuran yang diterima dari peserta. "Mismatch-nya hampir tiga kali lipat. Secara layanan memang tidak mengganggu karena kami langsung membayar ke rumah sakit, tetapi secara keuangan perlu mendapat perhatian," katanya Jumat (3/11/2017).
Kanit Hukum Komunikasi Publik dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Sleman, Yuni Wibawa menjelaskan, tingginya mismacht di wilayah Sleman dan Kulonprogo terjadi lantaran biaya yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan jauh lebih besar dibandingkan iuran yang diterima dari peserta. Tercatat sejak Januari hingga September 2017, iuran peserta yang diterima badan tersebut sebesar Rp226,8 miliar sementara biaya pelayanan kesehatan pada periode yang sama sebesar Rp770,5 miliar.
Kondisi tersebut terjadi dikarenakan Badan ini juga melayani rumah sakit rujukan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito. Rumah sakit ini menjadi pusat rujukan untuk peserta dari DIY, Magelang, Kebumen, bahkan sampai Purwokerto dan Pacitan, Jawa Timur. "Peserta yang membayar iuran di daerahnya, dirujuk ke Sardjito dan kami yang membayar klaimnya, " katanya.