Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sleman siapkan 100 tangki air bersih untuk menanggulangi bencana kekeringan di daerah perbukitan wilayah Kecamatan Prambanan. Meski demikian, dropping dinilai belum perlu dilakukan walaupun kekeringan sudah melanda sebulan belakangan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto menjelaskan jika tangki air tersebut siap didistribusikan kapanpun sewaktu-waktu ada permintaan dari masyarakat.
“Sudah koordinasi dengan kecamatan dan desa, droping belum diperlukan,” ujarnya, Selasa [29/8/2017]. Diketahui jika masyarakat masih bisa memenuhi kebutuhan air bersihnya dari mata air setempat dan Organisasi Pengatur Air (OPA) Prambanan.
Ia menambahkan jika koordinasi juga sudah dilakukan dengan PMI Sleman untuk diminta bantuan apabila stok air bersih yang disiapkan itu masih kurang. Biasanya, organisasi kesehatan itu juga siap dimintai bantuan air bersih untuk menanggulangi kekeringan. Pihaknya juga tetap membuka kesempatan bagi pihak swasta lain yang ingin memberi bantuan.
Namun diminta untuk berkoordinasi dengan kecamatan setempat guna menghindari penumpukan bantuan di satu lokasi. Ia menilai bantuan pasti tidak akan ditolak namun sebisa mungkin didistribusikan merata di wilayah yang mengalami kekeringan.
Camat Prambanan, Eko Suhargono menguraikan jika pihaknya akan segera mengajukan permohonan droping air ke pemerintah daerah. Menurutnya, sudah ada sejumlah daerah yang kesulitan air bersih khususnya bagi kebutuhan konsumsi sehari-hari. “Droping belum tapi segera kami ajukan permohonan,” jelasnya.
Adapun, setidaknya ada 690 Kepala Keluarga (KK) di wilayah perbukitan Prambanan yang mulai mengalami kekeringan. Diketahui sejumlah warga juga sudah membeli air untuk kebutuhan ternaknya.
Hal ini berdasarkan data dari pemetaan OPA setempat yang memasukkan wilayah Desa Sambirejo, Gayamharjo, dan Sumberharjo sebagai daerah rawan kekeringan.