Harianjogja.com, KULONPROGO- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo langsung menyatakan desain hunian transmigrasi lokal di Desa Bugel Kecamatan Panjatan telah sesuai dengan prinsip mitigasi bencana.
Kepala BPBD Kulonprogo, Untung Waluyo menegaskan desain hunian translokal sudah sesuai dengan konsep kesiapsiagaan bencana.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Dulu sengaja didesain membelakangi laut karena jika sewaktu-waktu ada terjangan tsunami, warga setempat langsung bisa lari menjauhi pantai," ujar Untung saat dimintai konfirmasi, Senin (20/1/2014).
Jika desain hunian menghadap ke arah laut, lanjut Untung, justru hal tersebut akan merepotkan warga yang tinggal di situ.
"Saat keluar melewati pintu depan warga justru akan menghampiri ombak yang mengarah ke hunian mereka. Jadi lebih praktis kalau rumah membelakangi laut," tandasnya.
Adapun agasan mengenai program hunian translokal terealisasi sejak 2002 lalu. Ada sekitar 150 kepala keluarga yang tinggal di lokasi Translok.
Tujuan program ini yakni meningkatkan kesejahteraan masayarakat yang tidak memiliki lahan untuk mendirikan tempat tinggal. Di kawasan ini, warga memenuhi kebutuhan hidup dengan bertani di lahan pesisir.
Sebelumnya, Pimpinan Yayasan “Damar” Kulonprogo, Saptono Tanjung mengatakan penataan kawasan hunian warga transmigrasi lokal di kawasan Desa Bugel, Kecamatan Panjatan ternyata tidak sesuai dengan konsep mitigasi bencana tsunami.