regional
Langganan

Bobot Gas Melon Berkurang, Benarkah? - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Holy Kartika Ns Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Senin, 12 Januari 2015 - 14:20 WIB

ESPOS.ID - Pengecer gas menimbang kembali gas elpiji ukuran tiga kilogram yang baru saja dipasok salah satu penyetor, Minggu (11/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Bobot Gas melon disebut berkurang sehingga saat digunakan cepat habis.

Harianregional.com, KULONPROGO – Sejumlah warga mengeluhkan gas elpiji ukuran tiga kilogram cepat sekali habis. Selain itu, harga gas melon ini di wilayah Kalibawang melambung hingga Rp25.000 per tabung.

Advertisement

“Biasanya satu tabung ini bisa saya pergunakan untuk kebutuhan rumah tangga sampai satu mingguan. Tapi beberapa kali membeli, baru lima hari sudah habis,” ujar Murjio, 56, warga Dekso kepada Harianregional.com, Minggu (11/1/2015).

Bagiyo, salah satu pengecer membenarkan, banyak konsumen yang mengeluhkan tidak sesuainya volume gas. Konsumen mengeluhkan gas yang dibelinya seringkali cepat habis. Padahal, biasanya mereka dapat mempergunakannya lebih dari seminggu.

Lebih lanjut Bagiyo memaparkan, berat tabung gas melon kosong sekitar lima kilogram. Apabila volume standarnya adalah tiga kilogram, maka total berat gas melon adalah depalan kilogram.

Advertisement

“Saat pasokan gas datang, biasanya langsung akan saya cek beratnya. Saya timbang lagi dan rata-rata memang kurang dari bobot semestinya. Ada yang kurang setengah kilogram sampai satu kilogram,” papar Bagiyo.

Meski bobot gas tidak sesuai, pedagang pun tidak mampu berbuat apapun. Apalagi saat ini dirinya mengaku kian sulit mendapatkan pasokan gas ukuran tiga kilogram itu. Bagiyo mengaku, untuk mendapatkan gas melon, dia harus mencari hingga keluar kabupaten.

“Mau bagaimana lagi, terpaksa harus cari sampai keluar. Terdekatnya di wilayah Minggir, Sleman, tapi juga bisa sampai Magelang,” ungkap Bagiyo.

Advertisement

Bagiyo mengungkapkan, harga gas melon pertabung yang didapatnya dari Sleman sudah menembus Rp25.000. Sementara, pasokan gas yang diperoleh dari wilayah Kulonprogo sudah tembus Rp23.000 per tabung.

“Kalau dapat dari Kulonprogo, kulakannya saja sudah Rp23.000 per tabung, itu pun saya hanya dapat tiga sampai empat tabung saja. Biasanya saya bisa ambil 14 tabung, namun sejak tahun baru sudah mulai langka,” papar Bagiyo.

Sementara itu, penyetor gas elpiji Affandi mengaku, sejak kelangkaan gas terjadi pasokan gas dari pangkalan turun drastis. Dia mengungkapkan, apabila biasanya bisa memperoleh jatah 50 kilogram, kini hanya mendapatkan lima tabung saja. Menurut dia, banyaknya konsumen pengguna gas membuat jatah dari agen dikurangi.

“Kalau kami harus ambil dari luar seperti Sleman atau Magelang, harganya sudah mahal. Bahkan, yang saya dengar pangkalan lokal justru menjual gas keluar Kulonprogo. Akibatnya, kebutuhan gas di sini tidak mencukupi,” ungkap Affandi.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif