Esposin, BLORA—Bupati Blora Arief Rohman melakukan langkah konkret dalam upaya membangun kembali Pasar Ngawen yang ludes terbakar pada 9 Januari 2024 lalu yang menimbulkan kerugian mencapai Rp30,6 miliar.
Orang nomor satu di Kabupaten Blora itu mengajukan usulan pembangunan kembali Pasar Ngawen kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Bupati Arief bahkan menyerahkan langsung dokumen perencanaan pembangunan Pasar Ngawen kepada pejabat Kementerian PUPR, Selasa (3/9/2024) lalu.
Dokumen itu terdiri atas proposal, surat dukungan dari Menteri Perdagangan (Mendag), dan detail engineering design (DED). Dokumen diterima oleh Kabiro Umum Kementerian PUPR, Agus Sutamin.
Bupati Arief Rohman mengambil langkah itu agar pembangunan kembali Pasar Ngawen segera terealisasi sehingga para pedagang bisa berjualan lagi.
"Dokumen perencanaan pembangunan Pasar Ngawen lengkap sudah saya serahkan langsung ke Kementerian PUPR. Semoga langkah ini segera ada kabar baiknya," ucap Bupati, Kamis (5/9/2024).
Dia melanjutkan langkah tersebut diambil berdasarkan hasil konsultasi dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR.
"Sekali lagi, semoga segera sampai Pak Menteri PUPR dan Blora bisa kebagian anggaran, mengingat pembangunan Pasar Ngawen sudah ditunggu para pedagang," tutur Bupati Arief.
Sementara itu, Kabiro Umum Kementerian PUPR Agus Sutamin mengaku senang dengan kedatangan Bupati Arief yang dengan semangat mengantar dokumen pembangunan pasar Ngawen secara pribadi.
"Bupati Blora luar biasa, dokumen diantar secara pribadi demi memperjuangkan pembangunan Pasar Ngawen. Dokumen akan saya serahkan kepada Menteri. Mohon doanya semoga segera terealisasi," ungkapnya.
Sebagai informasi, Pasar Ngawen terbakar sekitar pukul 14.00 WIB. Kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp30 miliar lebih. Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Disdagkop UKM Blora, Kiswoyo.
Kerugian meliputi bangunan senilai Rp15,5 miliar, kerugian yang dialami 60 pedagang kios Rp608 juta, kerugian yang dialami 800 pedagang los Rp14,29 miliar, kerugian 150 pedagang dasaran Rp300 Juta.