Harianjogja.com, BANTUL—Ratusan kepala keluarga (KK) di Bantul harus mengantre sedikitnya tiga tahun untuk dapat ikut program transmigrasi.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, Didik Warsito mengatakan, saat ini masih ada sekitar 300 KK yang mengantre menunggu jatah transmigrasi. Padahal rata-rata jumlah KK yang diberangkatkan untuk program transmigrasi hanya 75-80 KK setiap tahunnya.
"Antara yang diberangkatkan dengan yang mendaftar tidak sebanding," kata Didik, Rabu (18/9/2013).
Pemkab Bantul, kata dia, tak dapat memperbesar jumlah KK yang diberangkatkan karena kuota transmigrasi sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Padahal, kata dia, setiap tahun Bantul mengajukan pemberangkatan 100 KK.
"Karena lahan transmigrasi yang sudah clear and clean [siap ditempati] hanya sedikit. Jadi pusat memberi kuota ke DIY lalu pemerintah DIY yang membagi untuk semua wilayah," ungkapnya.
Minimnya serapan transmigrasi menyebabkan ratusan KK harus mengantre 2-3 tahun untuk diberangkatkan. Saat ini wilayah Sumatera masih menjadi tujuan favorit para transmigran dibanding daerah lainya seperti Sulawesi atau Kalimantan.
Banyaknya jumlah warga Jawa yang tinggal di Sumatera serta kedekatan jarak menjadi salah satu faktor pendorong transmigran memilih Sumatra.