Esposin, SEMARANG — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang memastikan siswa SD inisial AB,11, tidak mengalami trauma berkepanjangan usai menjadi korban perundungan di bantaran sungai watu telu Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Hal itu disampaikan langsung Kabid Pembinaan SD Disdik Kota Semarang, Aji Nur Setiawan. Bahkan kata Aji, korban sudah kembali bersekolah dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Promosi Beri Kontribusi Nyata, BRI Peduli Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
“Kondisi korban sudah baik, cuma masih merasakan sakit di bagian perut dan kepala. Hari ini korban sudah sekolah, besok mau diantar untuk diperiksa ke puskesmas oleh gurunya,” kata Aji saat mengungkap kondisi korban perundungan di ruang kerjanya, Selasa (10/9/2024).
Secara sekilas, Aji menuturkan soal kronologi AB jadi korban perundungan. Pada Jumat (6/9/2024) selepas main di Sungai Watu Telu, AB bersama teman-temannya dicegat gerombolan anak SMP dan terjadilah perundungan.
“Pelaku dan korban tidak saling korban. Kasus perundungan ini juga sudah ditangani oleh kepolisian. Pelaku dan korban sudah dipanggil ke Polrestabes Semarang,” imbuhnya.
Meski mendapat perlakuan tidak mengenakan dari pelaku. Disebutkan Aji, korban sudah memaafkan serta tidak memiliki rasa dendam terhadap pelaku.
Selain mendampingi korban untuk memulihkan psikologis pasca peristiwa perundungan. Disdik Kota Semarang juga turut melakukan pembinaan terhadap pelaku yang masih berstatus siswa SMP.
Aji menambahkan pihaknya tidak akan memberikan hukuman hukuman. Apalagi mengeluarkan pelaku dari sekolah. Disdik berkomitmen menjaga hak korban dan pelaku untuk mengenyam pendidikan.
“Saya dapat kabar dari kepala sekolah sejak hari Sabtu bahwa pelaku mendapat pendampingan juga dari Pusat Pelayanan Terpadu Seruni. Tapi berharap masalah ini tidak berkepanjangan dan pelaku bisa bersekolah lagi,” tukasnya.