Harianjogja.com, KULONPROGO-Tenaga Kerja Indonesia asal Kulonprogo banyak yang tidak tercatat di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulonprogo karena mereka memilih untuk berangkat dari daerah lain.
Sementara data yang dihimpun dari Dinsosnakertrans Kulonprogo hanya mencatat 30 orang TKI asal Kulonprogo yang diberangkatkan ke luar negeri pada 2014.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Asisten I Sekda Kulonprogo Riyadi Sunarto mengungkapkan Kulonprogo merupakan kabupaten terbesar kedua di DIY setelah Bantul dalam pengiriman TKI.
Sayangnya, tidak semua TKI memahami mekanisme dan prosedur pengiriman TKI yang tepat, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka berangkat dari daerah lain. Akibatnya, tidak tercatat di Dinsosnakertrans.
Sebenarnya, kata dia, sejak beberapa tahun lalu, Kulonprogo sudah melarang pengiriman TKI yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT).
“Kalau mau bekerja ke luar negeri ya seharusnya memiliki bekal keterampilan yang cukup,” ujarnya saat membuka acara Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri di Hotel Anugrah Glagah, Selasa (26/8/2014).
Ia memaparkan, tingginya minat masyarakat Kulonprogo menjadi TKI tidak lepas dari angka kemiskinan di Kulonprogo yang masih tinggi, yakni berkisar 23%. Ia menambahkan, banyak orang berpikir dengan menjadi TKI kesejahteraan ekonomi mereka dapat meningkat.