Layanan yang sudah diujicobakan sejak setahun lalu tersebut tidak diperuntukkan bagi perseorangan tetapi kelompok
Harianjogja.com, BANTUL—Guna mengurangi ketergantungan pedagang pasar tradisional pada rentenir, Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Bantul resmi meluncurkan layanan kredit barunya, Projo Bakul.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Jika dibandingkan dengan layanan kredit lainnya, layanan kredit bertajuk Projo Bakul itu memiliki perbedaan. Layanan yang sudah diujicobakan sejak setahun lalu tersebut tidak diperuntukkan bagi perseorangan tetapi kelompok dengan jumlah anggota lima sampai 10 orang.
“Pengajunya nanti atas nama kelompok,” kata Direktur Utama PD BPR Bank Bantul, Aristini Sriyatun, seusai peluncuran Produk Kredit Projo Bakul dan Buka Puasa Bersama Pedagang Pasar di Pasar Bantul, Rabu (7/6/2017).
Saat diujicobakan, program itu diterapkann pada Pasar Piyungan. Ketika itu, ada 30 kelompok pedagang yang mengajukan kredit. Namun, hingga kini jumlah itu mengalami penurunan. Di Pasar Piyungan saat ini tersisa sembilan kelompok saja.
Projo Bakul sengaja diciptakan dengan motivasi untuk membebaskan pedagang dari jeratan rentenir. Dengan bunga mencapai 25%, rentenir jelas merugikan pedagang. “Berapa laba bersih pedagang pasar itu? Kalau masih harus dipaksa bayar cicilan sebesar itu, lalu mereka [pedagang] dapat apa?” ujar Aris.
Bupati Bantul Suharsono berharap keberadaan perbankan, terutama yang termasuk pada perusahaan daerah, bisa memberikan pelayanan berbasis pada peningkatan perekonomian rakyat. Produk-produk perbankan harus memiliki keberpihakan pada pedagang, terutama pedagang kecil.