Esposin, GROBOGAN — Bupati Grobogan Sri Sumarni didampingi Forkompimda melakukan peninjauan banjir di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi dan di Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Dengan menggunakan perahu karet Bupati memantau lokasi banjir.
Banjir diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Grobogan dan luapan Sungai Lusi. Banjir di lokasi ini di antara desa terparah yang terdampak banjir sebab ketinggian air mencapai, 1,7 meter.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan wilayah Kabupaten Grobogan merupakan wilayah lengganan banjir saat musim hujan.
Oleh itu Pemkab mengintruksikan kepada Kepala Desa Mayahan, yang wilayahnya terdampak banjir untuk membuat dapur umum guna membantu masyarakat yang terdampak.
"Saya sarankan buka dapur umum, supaya persiapan mengatasi banjir di desa, kerja sama dengan pemda. PKK digerakkan masak bersama. Masyarakat menunggu, harus gerak cepat, buka dapur umum, ketinggian banjir mencapai 1,7 meter, sawah terancam puso," ujarnya di lokasi, Senin (2/1/2023).
Sementara Bupati Grobogan meminta para petani untuk mengasuransikan lahan pertanian yang terendam banjir supaya mendapatkan ganti kerugian dengan membayar iuran sekitar Rp36.000 per bulan per hektare. Jika tanaman padi puso akan menerima ganti-rugi sebesar Rp6 juta per-hektare.
Sementara untuk di Desa Mayahan sendiri sebanyak 200 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir dan Desa Karanganyar sekitar 87 KK.
Beberapa wilayah desa lain, seperti Desa Lemahputih sekitar 454 KK. Saat meninjau lokasi banjir, Bupati juga menemui warga dan memberikan bantuan sembako ke warga yang terdampak banjir.