Esposin, NGAWI – Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) akan membangun jembatan ikonik di tengah hutan kota dengan menggelontorkan anggaran senilai Rp9,2 miliar. Nantinya, di pinggir jembatan itu terdapat jalur khusus pejalan kaki yang cocok untuk berswafoto.
Pembangunan jembatan yang terletak di Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, itu bernilai kontrak Rp8,7 miliar dengan pemenang tender PT Wahyu Agung Konstruksindo. Rencananya proyek tersebut akan dikerjakan selama 180 hari kalender yang dijadwalkan selesai pada Desember mendatang.
Promosi BRI Klasterku Hidupku Dorong Pemberdayaan Perempuan lewat Usaha Tani di Bali
Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pipit Dwi Herlina, mengatakan jembatan itu dibangun untuk mempermudah pengangkutan sampah menuju Kawasan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Selain itu juga untuk menyongsong wilayah sekitar yang rencananya akan digaungkan untuk kawasan wisata.
Selain mendukung sarana dan prasarana IPLT, jembatan itu juga untuk mendukung rencana pengembangan kawasan strategis di wilayah tersebut. Sebab berbagai rencana pembangunan seperti stadion baru, center sport dan rencana pembangunan kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan lainnya juga di sana.
“Prasarana itu diharapkan menunjang peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah [UMKM] di sekitar selain itu juga wilayah tersebut berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata. Makanya kami buat di pinggir jembatan itu ada khusus untuk pejalan kaki yang nantinya masyarakat bisa berjalan atau sekedar untuk foto selfi,” ungkapnya kepada Espos.id, Selasa (3/9/2024).
Selain ada akses khusus untuk pejalan kaki, keunikan lainnya terdapat pada konstruksi bangunannya. Jika pada umumnya ragka baja beton berbentuk kotak, nantinya di jembatan itu akan dibuat melengkung. Selain itu juga terdapat besi pembatas yang dipasang di pinggiran jembatan untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jalan,
“Lengkung rangka baja betonnya agak melengkung, pakai railing dan lampu LED nantinya,” imbuhnya.
Proyek pembangunan Jembatan Ngudal itu mulai dikerjakan sejak 19 Juni lalu dan saat ini baru mencapai 20 persen pengerjaan dari yang direncanakan. Namun, progress pembangunan surplus 2,9 persen dari rencana.
“Karena pekerjaan yang paling berat diproses pembuatan konstruksi baja yang saat ini dikerjakan oleh pihak kontraktor di workshop. Rangka baja struktur proses built up di vendor, saat ini sudah 75 persen, kalau itu sudah terkirim, nanti progres langsung meningkat. Kontruksi rangka baja yang digunakan untuk konstruksi jembatan memiliki bobot 60 persen dari total pekerjaan jembatan,” tandasnya.