regional
Langganan

BANDARA KULONPROGO : Konflik Sosial Meruncing, Rekonsiliasi Mulai Dilakukan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Switzy Sabandar Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 9 Januari 2015 - 20:40 WIB

ESPOS.ID - Warga mengikuti tahap konsultasi publik pembangunan Bandara Kulonprogo di Balaidesa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (25/11/2014). (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Bandara Kulonprogo, dimungkinkan konflik antara warga yang pro dan kontra pembangunan semakin tajam terjadi sehingga perlu direkonsiliasi.

Harianregional.com, KULONPROGO-Rekonsiliasi warga pro dan kontra pembangunan bandara mulai dilakukan seiring dengan meruncingnya konflik sosial di wilayah pesisir Kulonprogo. Penyelesaian konflik sosial di masyarakat menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Kulonprogo yang memiliki tingkat urgensi serupa dengan akuisisi lahan untuk pembangunan bandara di Kulonprogo.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menanggapi pertemuan perwakilan kelompok warga pro dan kontra pembangunan bandara yang difasilitasi oleh Kapolres Kulonprogo. Menurutnya, Pemkab Kulonprogo telah berkoordinasi dengan unsur TNI dan Polri untuk membantu penyelesaian persoalan yang muncul di masyarakat pesisir sebagai dampak dari rencana pembangunan bandara di Kecamatan Temon.

“Kami meminta bantuan supaya ada rekonsiliasi sehingga keamanan dan kenyamanan warga di lingkungan sosial mereka kembali seperti semula,” tutur Hasto, Kamis (8/1/2015). Jika rekonsiliasi berhasil, jelasnya, tidak ada lagi sanksi sosial yang mengganggu kenyamanan warga pesisir.

Pelaksanaan rekonsiliasi pertama kali dilakukan di Polres Kulonprogo, Rabu (7/1/2015) siang. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut dihadiri perwakilan warga dari kelompok masyarakat pro dan kontra pembangunan bandara, seperti Kepedulian Sosial Desa (KSD) Mitra, Masyarakat Peduli Kulonprogo (MPK), Forum Rembug Warga Transparansi (FRWT), Ikatan Keluarga Besar Pemilik Lahan dan Petani Penggarap (IKB PLPP), dan Wahana Tri Tunggal (WTT).

Advertisement

Kapolres Kulonprogo AKBP Yulianto mengungkapkan, diminta atau tidak oleh Bupati, Polres Kulonprogo tetap akan membantu menyelesaikan konflik sosial di masyarakat.

“Kami tidak menghilangkan kelompok pro dan kontra pembangunan bandara, namun yang ingin kami hilangkan konflik sosial beserta sanksi sosial yang ada di masyarakat,” paparnya.

Dijelaskannya, rekonsiliasi membutuhkan proses yang panjang dan tidak bisa terwujud dalam satu kali pertemuan. Ia juga mengatakan, proses ini tidak berkaitan dengan proses hukum yang melibatkan sesepuh WTT Sarijo dan tiga orang lainnya.

Advertisement

Rencananya, hasil rekonsiliasi akan dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman.

Ketua FRWT Budi Setyo Raharjo memilih untuk tidak berkomentar terkait hasil pertemuan kemarin. Kendati demikian, ia siap mengikuti proses rekonsiliasi untuk mendukung terciptanya suasana kondusif di masyarakat.

“Pada dasarnya semua yang hadir siap untuk mengikuti rekonsiliasi,” tandasnya

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif