Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mengoptimalkan fungsi terminal bus yang terdapat di daerah ini karena terus berkurangnya jumlah armada transportasi penumpang umum.
"Kalau dulu-dulu [terminal bus] masih bisa difungsikan, namun untuk saat ini saya tidak yakin, karena jalur jarang dilalui akibat banyaknya pengusaha angkutan umum di Bantul yang mengurangi armada," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Suwito, Rabu (8/10/2014).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Menurut dia, di Bantul terdapat dua terminal atau tempat pemberhentian bus sementara yakni Terminal Palbapang dan Terminal Imogiri, serta beberapa titik pemberhentian bus pada jalur angkutan umum di antaranya Piyungan dan Srandakan.
"Memang masih berfungsi sebagai tempat ampiran angkutan, namun tidak sebanyak dulu, misalnya jalur selatan itu saat ini sulit untuk mobilitas penumpang, begitu juga jalur timur jalan Jogja-Wonosari [Piyungan]," katanya.
Ia mengatakan, sulitnya optimalisasi terminal bus karena banyaknya pengusaha angkutan yang mengurangi armada ini akibat penurunan minat warga yang memanfaatkan angkutan umum dalam aktivitas sehari-hari baik bekerja maupun ke sekolah.
"Mobilitas penumpang di Bantul tidak sepadat di daerah Jogja, apalagi saat ini banyak warga yang memiliki sepeda motor, jadi karena penumpang tidak ada angkutan pada berhenti operasi, ini merupakan seleksi alam," kata Suwito.
Meski begitu, kata dia pihaknya akan tetap berupaya mengoptimalkan fungsi terminal bus, meski diakui upaya tersebut tidak mudah dilakukan, sehingga harus bekerja keras termasuk melakukan koordinasi dengan pengusaha angkutan.
"Kami akan mencoba menghidupkan kembali terminal, misalnya untuk Terminal Palbapang itu perlu ada paksaan agar bus masuk terminal, di sana memang sudah bagus, namun bagaimana supaya dapat berfungsi optimal," katanya.