Esposin, SURABAYA -- Sebanyak 70% rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Provinsi Jawa Timur (Jatim) sudah zero pasien Covid-19 hingga Senin (4/10/2021).
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim, Dodo Anando, mengatakan di wilayahnya terdapat 297 rumah sakit. Dari jumlah itu, sebanyak 165 rumah sakit berstatus rumah sakit rujukan Covid-19.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Hampir semua rujukan itu sudah tidak ada pasien. Tapi, saya tidak bisa memastikannya. Lebih dari 70% dari 165 rumah sakit itu sudah nol pasien Covid-19. Kalau ada, satu rumah sakit merawat tiga pasien tergantung dari tempat tidur Covid-19. Bukan TT (tempat tidur) secara keseluruhan," kata Dodo saat dihubungi detikcom, Selasa (5/10/2021).
Baca Juga : Warga Sukoharjo Terseret Ombak Pantai Ngiroboyo Setinggi 2-4 Meter
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Jatim terus menurun. Kasus aktif per Senin (4/10/2021) sebanyak 1.262 kasus. Dodo mencontohkan tren pasien Covid-19 di RS Islam (RSI) A. Yani Surabaya yang dia pimpin.
Saat ini, kata dia, RSI A. Yani Surabaya hanya merawat satu pasien Covid-19 dari total 101 TT yang disediakan. Sebelumnya, pekan lalu, lanjut dia, sempat nol pasien Covid-19.
"Ini juga harus hati-hati. Artinya tetap harus dilakukan tracing. Pasien asalnya dari mana. Terus kasus baru di Surabaya kecil. Kasus baru di Jatim juga," ujarnya.
Baca Juga : Waduh, Tunggakan PBB Warga Madiun Capai Rp7,4 Miliar
Selain tracing harus terus berjalan meski kasus melandai, Dodo juga menyebut tentang percepatan vaksinasi. Belum 100% masyarakat Jatim mendapatkan vaksin Covid-19.
"Ini harus betul-betul diperkuat. Kalau ada orang yang tanya apakah mungkin ada gelombang tiga? Ya kita lihat saja. Tergantung dari masyarakat ini yang prokes mau dijalankan atau tidak," urainya.
Selain masyarakat harus kuat secara protokol kesehatan, Dodo juga mengimbau rekan sejawat dan rumah sakit tetap waspada. Dia berharap pihak rumah sakit tidak terburu-buru mengurangi jumlah tempat tidur yang semula khusus perawatan pasien Covid-19 dijadikan tempat perawatan pasien non-Covid-19.
Baca Juga : Pamit Cari Rumput, Pria Lansia Ponorogo Ini Ditemukan Meninggal
"RS tetap harus waspada. Terus TT yang kosong tidak boleh semua dikonversi ke non-Covid-19. Harus ada persiapan. SDM-nya, obat-obatannya, sudah saya ingatkan pada pertemuan-pertemuan," pungkasnya.
Dirut RSI A. Yani itu melihat tren kasus Covid-19 melandai. Tetapi, kata dia, masyarakat tidak bisa mengendorkan protokol kesehatan. Ia mengimbau masyarakat tidak menganggap pandemi berakhir.
"Masyarakat tetap menganggap Covid-19 belum hilang. Prokes harus tertib terus. Saya lihat orang di jalan pakai motor maskernya diplorotkan. Mulut tertutup, tapi hidung terlihat. Masyarakat jangan sembrono supaya penularan segera terhenti."