Harianjogja.com, BANTUL- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul Tri Saktiyana membenarkan progres rencana proyek energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Investor yang akan membangun PLTB tersebut adalah UPC Jogja Bayu yang sebelumnya membangun proyek serupa di Filipina.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
UPC Jogja Bayu bermitra dengan investor dari Amerika Serikat dan negara Eropa untuk mendatangkan berbagai keperluan proyek kincir. "Sudah ada MoU [nota kesepahaman] dengan investor, makanya mereka sudah mulai sosialisasi," terang Tri Saktiyana, Jumat (21/3/2014).
Proyek bernilai triliunan rupiah itu direncanakan menghasilkan energi listrik yang digerakkan oleh angin dengan kapasitas mencapai 50 mega watt (MW) atau 50 juta watt.
Kapasitas listrik sebesar itu bakal digunakan untuk industri seperti pasir besi atau bandara baru yang akan dibangun di Jogja selain untuk menyuplai kebutuhan industri kecil
lainnya. "Kapasitas sebsar itu lebih banyak dibanding dengan kapasitas listrik untuk seluruh daerah di Bantul saat ini yang hanya 27 juta watt," ujarnya.
Tri Saktiyana menyebut, ada 30 kincir yang akan dibangun di sepanjang pesisir selatan Bantul. Jaraknya sekitar 100 meter dari bibir pantai. Peletakan batu pertama ditargetkan dimulai September tahun ini.
"Kalau bisa 2016 sudah bisa beroperasi, karena yang saya tahu, untuk memasang tiang kincir itu waktunya cepat, seminggu sudah bisa jadi," lanjutnya.
Ditambahkannya, pembebasan lahan untuk proyek itu sangat kecil menuai konflik dari petani lahan atau masyarakat. Sebab lahan yang digunakan untuk kincir tidak luas. Sedangkan sebagian lahan tersebut merupakan Sultan Grond sehingga pembebasannya lebih mudah.
"Jadi yang digunakan hanya lahan yang terkena tiang, di bawah kincir itu tetap bisa untuk bercocok tanam," tuturnya.