Esposin, NGAWI – Sebanyak 22 Sekolah Dasar (SD) Negeri dan tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Ngawi akan diperbaiki tahun ini. Pemkab Ngawi telah menyiapkan anggaran untuk perbaikan puluhan sekolah itu dengan nilai Rp19,5 miliar.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Ngawi, Zainal Fanani, mengungkapkan dari total anggaran Rp19,5 miliar itu terbagi menjadi dua, yakni Rp11,5 miliar untuk 22 SDN dan Rp8 miliar untuk perbaikan tujuh SMPN. Perbaikan puluhan sekolah tersebut ditargetkan bisa terealisasi tahun ini.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Meski demikian, deadline kontrak pekerjaan fisik sekolah dasar ini sempat tersendat pada proses tendernya. Pasalnya enam dari 22 SDN mengalami gagal tender. Sementara 16 SDN dan tujuh SMPN sudah berkontrak sejak 15 Juli 2024.
“Surat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi [Kemendikbud Ristek] memperpanjang batas akhir kontrak dari semula 22 Juli menjadi 31 Juli nanti. Karena ada enam SDN yang perlu tender ulang,” kata dia, Selasa (22/7/2024).
Zainal menyampaikan pihaknya akan melakukan tender ulang untuk keenam SDN yang gagal tender tersebut. Namun, dia tetap optimistis sebelum batas kontrak akhir bulan ini, keenam proyek tersebut sudah berkontrak.
“Kami targetkan nanti akhir bulan sudah berkontrak semua,” terangnya.
Dia menyebutkan untuk pengerjaan SDN diberi waktu 120 hari kalender. Sedangkan waktu pengerjaan untuk SMP negeri selama 150 hari. Seluruh pekerjaan itu ditargetkan akan rampung pada akhir 2024 nanti.
“Targetnya Desember nanti sudah selesai semua, dan sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,” ungkapnya.
Zainal menambahkan, perbaikan sekolah tahun ini prioritas utamanya menyasar sekolah yang rusak parah. Hal itu dinilai penting sebab, kondisi fasilitas sarana dan prasarana fisik sekolah sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Selain berkaitan dengan rasa aman saat proses pembelajaran, juga daya tarik untuk peserta didik yang mendaftar. Karena hal itu berkaitan dengan stigma masyarakat bahwa sekolah yang baik dan layak mencerminkan sekolah yang maju. Sehingga wali murid percaya anaknya aman dan mendapat pendidikan yang layak di sekolah yang memiliki bangunan bagus.
Selain itu, para murid juga akan nyaman dan tidak was-was saat proses belajar mengajar berlangsung di ruang kelas. Dengan itu diharapkan kualitas pendidikan di Kabupaten Ngawi akan semakin baik.
“Kita terus melakukan perbaikan kualitas sarana dan prasarana fisik sekolah kami,” tandasnya.