ESPOS.ID - Manajer Humas PT KAI Daops VII Madiun, Supriyanto, berdiri di dalam gerbong KA Tambahan Madiun-Solo yang akan dioperasikan pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. (Istimewa/PT KAI Daops VII Madiun)
Madiunpos.com, BLITAR -- Sedikitnya 250 warga mendapatkan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun di Stasiun Talun, Kabupaten Blitar, Kamis (27/7/2017). Layanan gratis itu dilakukan di gerbong kereta api.
"Kami melakukan kegiatan bakti sosial di Stasiun Talun. Dan, dalam kegiatan ini kami mengadakan pengobatan gratis bagi warga di tiga desa yang ada lingkungan Stasiun Talun, Kabupaten Blitar," kata Manajer Humas PT KAI Daops VII Madiun Supriyanto pada wartawan di Stasiun Talun, Kabupaten Blitar.
Supriyanto menyebut PT KAI Daosp VII Madiun telah menyebar sekitar 250 kupon pengobatan gratis tersebut. Mereka diutamakan warga yang tinggal di sekitar Stasiun Talun. Selain itu, juga membagikan sekitar 50 kacamata untuk anak sekolah secara gratis.
"Kami bagikan 250 kupon melalui desa dan bagikan 50 kacamata untuk 50 anak. Mereka sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan mata dan di pemeriksaan hari ini adalah yang terakhir sebelum pembagian kaca mata itu," kata dia.
Supriyanto mengatakan stasiun ini dipilih karena lokasinya dekat dengan perkampungan warga. Selain itu, stasiun ini lokasinya yang paling ujung sebelah timur berbatasan dengan wilayah PT KAI Daerah Operasi VIII Surabaya.
Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan dalam layanan kesehatan itu juga melibatkan sejumlah tim medis. Ada empat dokter umum, dua dokter gigi, serta 16 personel paramedis.
Fasilitas untuk pengobatan gratis juga dilakukan di dalam gerbong kereta api atau yang akrab disebut Rail Clinic. Di dalam gerbong juga sudah tersedia beragam tempat pemeriksaan serta layanan pemberian obat.
Sementara itu, sejak fasilitas Rail Clinic itu dibuka, masyarakat langsung memadatinya. Mereka juga mengaku senang dengan adanya pengobatan gratis tersebut.
"Saya senang dengan kegiatan ini karena bisa membantu orang banyak. Kesannya juga beda, karena pengobatan dilakukan di dalam gerbong kereta api," kata Ririn, salah seorang pasien.