Esposin, UNGARAN – Sudah 1,5 tahun ini petani di Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengalami krisis air untuk pertanian.
Sulitnya air itu disebabkan tidak ada saluran irigasi, imbas pembangunan revitalisasi sungai yang di sekelilingnya dicor beton.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang petani setempat, Joko Susanto. Diakuinya, saat masih kemarau ini para petani susah payah menyedot air sungai untuk mengaliri lahan persawahan. Menurutnya, saluran air tidak dibuat oleh BBWS Pemali-Juana saat revitalisasi sungai.
“Karena tidak ada irigasi, baik musim kemarau dan penghujan sama saja. Petani harus tetap menyedot air untuk tanam padi,” kata Joko kepada Esposin, Kamis (5/9/2024).
Kejadian krisis air itu, lanjut Joko, terjadi sejak akhir 2022. Sehingga petani harus mengeluarkan uang lebih untuk melakukan penyedotan dari sungai ke persawahan.
Dia berharap pihak terkait segera diberikan solusi baik itu berupa saluran irigasi ataupun pompanisasi seperti yang kemarin diberikan saat kunjungan presiden beberapa waktu lalu.
“Selain itu peningkatan teknologi pertanian juga menjadi harapan petani agar hasil yang didapatkan lebih maksimal,” kata Joko.
Petani lain, Sripontiah juga merasakan keluhan yang serupa, setelah adanya revitalisasi sungai. Permasalahannya adalah saat tanggul sungai dibangun, tidak buatkan saluran air untuk irigasi sawah. Sehingga petani harus menyedot dari sungai untuk mendapatkan air meskipun musim penghujan.
“Apalagi kalau musim kemarau hampir semua nyedot air. Itu juga diperparah dengan adanya hama tikus yang membuat petani mengalami kerugian,” kata Sripontiah.
Dia meminta pihak terkait untuk memberikan solusi dengan diberikan saluran air untuk menuju ke sawah. Seperti di beberapa lokasi lain di sekitar Rawa Pening yang memiliki irigasi buka tutup.
“Di Desa Asinan sini yang dulu katanya dari atasan nggak boleh dikasih saluran. Padahal tanggul minta ampun tingginya. Misal mau nyedot air harus sedia tangga dan selang yang sangat panjang sekali,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Edy Soekarno sampai berita ini diturunkan belum memberikan keterangan.