Harianjogja.com, SLEMAN-Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Sleman untuk mengantisipasi tikus. Di Sleman, sedikitnya 10 orang terkena leptospirosis. Dua orang meninggal, satu masih dugaan dan satu lagi positif karena penyakit tersebut.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Novita Krisnaini mengatakan, 10 kasus positif leptospirosis tersebar di tujuh kecamatan: dua di Moyudan, dua di Gamping, dua di Prambanan, dan masing-masing satu di Tempel, Ngaglik, Berbah, dan Turi.
Baca juga : Badai Cempaka Pengaruhi Persebaran Leptospirosis
Dua warga Desa Siodokarto, Keacamatan Godean, meninggal dunia karena penyakit itu pada Selasa (20/3/2018). Dinkes Sleman menerbitkan surat edaran ke semua fasilitas umum pelayanan kesehatan seperti klinik, rumah sakit, dan puskesmas untuk mewaspadai leptospirosis.
“Di setiap puskesmas kami juga sudah sediakan Lepto Tek untuk mendeksi dini leptospirosis,” ujarnya, Jumat (23/3/2018).
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sleman Heru Saptono mengimbau para petani supaya menjaga kebersihan agar terhindar dari virus yang umumnya berasal dari kencing tikus. “Biasanya petani banyak menumpuk jerami di pematang sawah, dan biasanya itu dimanfaatkan sebagai tempat kencing tikus,” kata dia.